Minggu, 12 April 2015

SILSILAH DINASTI KURU


Silsilah Dinasti Kuru dan Yadu

Silsilah keluarga Pandawa dan Korawa di bawah ini dimulai dari leluhur mereka, Pururawa, Ayus, Nahusa, Yayati, Puru dan Kuru. Keturunan Pururawa yang menurunkan dinasti-dinasti dan wangsa-wangsa besar tercantum dalam silsilah di bawah ini, namun yang lebih ditonjolkan adalah Dinasti Kuru (Wangsa Kaurawa). Silsilah keluarga Sri Kresna (Dinasti Yadu, Wangsa Yadawa) juga dicantumkan di sini namun diringkas.

Silsilah



               
Garis keturunan Pururawa
Pururawa menikah dengan seorang apsari (bidadari) dan melahirkan Ayus. Ayus memiliki putera bernama Nahusa yang terkenal. Nahusa menikah dengan Priyambada dan berputera Yayati. Yayati memiliki lima putera, yaitu: Yadu, Tuwasu, Anu, Druhyu, Puru. Di antara kelima orang tersebut, Puru-lah yang menurunkan keluarga Bharata, yaitu keluarga besar Pandawa dan Korawa. Puru menikahi Kausalya (Koçalya), kemudian menurunkan Janamejaya-1. Janamejaya-1 menikahi Ananta, kemudian menurunkan Prachinwat. Prachinwat menikahi Asmaki, kemudian menurunkan Sanyati. Sanyati menikahi Warangi, kemudian menurunkan Ahayanti. Ahayanti menikahi Bhanumati, kemudian menurunkan Sarwabhoma. Sarwabhoma menikahi Sunanda-1, kemudian menurunkan Jayatsena, yang kemudian menikahi Susrawa, puteri Raja Widarbha, dan menurunkan Awachina. Awachina juga menikahi puteri dari Kerajaan Widarbha, bernama Maryada-1. Kemudian ia menurunkan Arihan-1. Arihan-1 menikahi Angi kemudian menurunkan Mahabhoma.

Mahabhoma menikahi Suyadnya, puteri Prasenajit. Darinya lahirlah Ayutanayi. Ayutanayi menikahi Kama, puteri Prithusrawas. Darinya lahirlah Akrodhana. Akrodhana kemudian menikahi Karambha, puteri dari Kerajaan Kalinga. Mereka memiliki putera bernama Dewatithi, dan Dewatithi menikahi Maryada-2, puteri Kerajaan Wideha. Dewatithi menurunkan Arihan-2. Arihan-2 menikahi Sudewa, puteri dari Kerajaan Anga, dan darinya lahirlah Riksha. Riksha menikahi Jwala, puteri dari Naga Taksaka, dan menurunkan putera bernama Matinara. Matinara menikahi seorang puteri dari lembah Sungai Saraswati, kemudian menurunkan putera bernama Tansu. Tansu menikahi puteri dari Kerajaan Kalinga, dan memiliki putera bernama Ilina. Ilina menikahi Rathantari, dan memiliki lima putera, yang tertua bernama Duswanta. Duswanta menikahi Sakuntala, kemudian menurunkan Bharata.

Keluarga besar Bharata
Bharata menikahi Sunanda-2, putri Sarwasena, raja dari Kerajaan Kasi, dan menurunkan putra bernama Bhumanyu. Bhumanyu menikahi Wijaya, puteri Dasarha, kemudian menurunkan putra bernama Suhotra. Suhotra menikahi Suwarna, puteri Ikswaku. Suhotra menurunkan Hasti, pendiri Hastinapura. Hasti menikahi Yasodhara, puteri dari Kerajaan Trigarta. Hasti menurunkan Wikuntana. Wikuntana menikahi Sudewa, puteri dari Kerajaan Dasarha. Wikunthana menurunkan Ajamidha. Ajamidha memiliki empat istri, yaitu: Kaikeyi, Gandhari, Wisala dan Riksha. Mereka melahirkan banyak putera, namun yang paling terkemuka bernama Sambarana. Sambarana menikahi Tapati, putera Wiwaswat (Dewa Surya).

Dinasti Kuru
Sambarana menurunkan Sang Kuru. Kuru menikahi Subangi, puteri dari Kerajaan Dasarha, kemudian ia menurunkan putera bernama Widuratha. Widuratha menikahi Supriya, puteri dari Kerajaan Madhawa. Darinya lahirlah putera bernama Anaswan. Anaswan menikahi Amrita, puteri dari Kerajaan Madhawa. Darinya lahirlah putera bernama Parikesit-1. Parikesit-1 menikahi Suwasa, kemudian menurunkan Bhimasena. Bhimasena menikahi Kumari, puteri dari Kerajaan Kekaya, dan menurunkan Pratisrawas. Pratisrawas menurunkan Pratipa. Pratipa menikahi Sunanda, puteri dari Kerajaan Siwi, kemudian menurunkan tiga putera. Di antara ketiga putera tersebut, Santanu menjadi Raja.

Keturunan Prabu Santanu
Santanu menikahi Dewi Gangga, yang kemudian memberinya seorang putera bernama Dewabrata, namun di kemudian hari berganti nama menjadi Bisma. Lalu Santanu menikah dengan Satyawati, alias Durgandini atau Gandhakali atau Gandhawati. Sebelumnya Satyawati pernah menikah dengan Parasara, yang memberinya seorang putera bernama Krishna Dwaipayana Wyasa atau Byasa (Wyasa). Dengan Satyawati, Santanu memiliki dua orang putera bernama Chitrāngada dan Wicitrawirya. Setelah Chitrāngada wafat di usia muda, Wicitrawirya menikahi dua orang puteri dari Kerajaan Kasi, bernama Ambika dan Ambalika. Ambika melahirkan Dretarastra, dan Ambalika melahirkan Pandu, sedangkan Widura lahir dari seorang dayang.

Dretarastra menikah dengan Gandari dan memiliki seratus putera atas pertolongan dari Resi Byasa. Di antara seratus putera Drestarastra, hanya empat yang terkemuka. Mereka adalah Duryodana, Dursasana, Wikarna, dan Citrasena. Pandu memiliki dua orang istri, bernama Kunti (yang juga disebut Partha) dan Madri. Dari kedua istrinya, Pandu memiliki lima putera bernama Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Kelima pangeran tersebut dikenal dengan sebutan Pandawa.
Keturunan para Pandawa
Yudistira berputera Pratiwindya, Bima berputera Sutasoma, Arjuna berputera Srutakriti, Nakula berputera Satanika, dan Sadewa berputera Srutakarma. Di samping itu, Yudistira menikahi Dewika, puteri dari Gowasana dari suku Saibya, dan memiliki putera bernama Yaudheya. Bima menikahi Walandhara, puteri dari Kerajaan Kasi, dan memiliki putera bernama Sarwaga. Arjuna menikahi Subadra, adik Sri Kresna dari Dwarawati, dan memiliki putera bernama Abimanyu. Nakula menikahi Karenumati, puteri dari Kerajaan Chedi, dan memiliki seorang putera bernama Niramitra. Sadewa menikahi Wijaya, puteri Dyutimat, raja di Kerajaan Madra, dan memiliki seorang putera bernama Suhotra. Di Kerajaan Rakshasa, Bima menikahi Hidimbi dan memiliki putera bernama Gatotkaca. Arjuna juga memiliki putera bernama Irawan dari Ulupi dan putera yang lain bernama Babruwahana dari Chitrāngadā, puteri dari Manipura.

Di antara mereka semua, Abimanyu menjadi penerus keluarganya. Ia menikahi Utara, puteri Wirata dari Kerajaan Matsya, dan memiliki seorang putera bernama Parikesit (Parikesit-2). Parikesit menikahi Madrawati atau Irawati, dan memiliki seorang putera bernama Janamejaya (Janamejaya-2). Janamejaya menikahi Wapushtama, dan memiliki dua putera bernama Satanika dan Sankukarna. Satanika menikahi puteri dari Kerajaan Wideha dan memiliki seorang putra bernama Aswamedhadatta.

CATATAN: Ada beberapa tokoh yang memiliki nama lain dan memiliki nama yang sama. Pada zaman India Kuno, ada banyak raja yang memiliki nama pasaran, seperti nama Dretarastra, Pandu, Bahlika, Arjuna, Parikesit, Janamejaya, dan lain-lain. Dalam penjelasan yang dipaparkan di atas, nama yang sama maksimal muncul dua kali, padahal ada banyak lagi tokoh yang menggunakan nama sama, seperti misalnya ada empat tokoh terkenal bernama Janamejaya, namun tidak ditampilkan di atas.

Silsilah Dinasti Yadu dan Kuru, dari Kitab "Bhagavad Gītā" menurut aslinya, oleh Om Visnupada A.C.B. Swami Prabhupada.
Adiparwa, seri pertama Astadasaparwa kitab Mahabharata 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar