Rabu, 03 Juni 2015

cara menggunakan multimeter

Skala Multimeter Cara menggunakan Multimeter

1. Mengukur tegangan DC
  • Atur Selektor pada posisi DCV
  • Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek
     sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
  • Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi
     supaya multimeter tidak rusak.
  • Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada
     posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
  • Baca hasil ukur pada multimeter.

2. Mengukur tegangan AC
  • Atur Selektor pada posisi ACV.
  • Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek
    sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
  • Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi
    supaya multimeter tidak rusak.
  • Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe
     multimeter boleh terbalik.
  • Baca hasil ukur pada multimeter.
3. Mengukur kuat arus DC
  • Atur Selektor pada posisi DCA.
  • Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar
    100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
  • Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika
     melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa
     dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
  • Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena
     mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya,
     lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
  • Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input
     tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
  • Baca hasil ukur pada multimeter.

4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
  • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
  • Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
  • Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya
    dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
  • Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
  • Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan
    oleh gelang warna resistor.

5. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
  • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
  • Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
  • Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya
    dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
  • Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
  • Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan
     jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.

6. Mengecek hubung-singkat / koneksi
  • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
  • Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
  • Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
  • Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik
     konektivitasnya.
  • Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus.

7. Mengecek diode
  • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
  • Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
  • Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
  • Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
  • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika tidak
     menunjuk berarti dioda rusak putus.
  • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
  • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti dioda
     rusak bocor tembus katoda-anoda.

8. Mengecek transistor NPN
  • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
  • Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
  • Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
  • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
     menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
  • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
  • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
     transistor rusak bocor tembus B-C.
  • Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
  • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
     menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
  • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
  • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
     transistor rusak bocor tembus B-E.
  • Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
  • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
     transistor rusak bocor tembus C-E.
  • Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.

9. Mengecek transistor PNP
   • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
   • Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
   • Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
   • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
      menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
   • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
   • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
      transistor rusak bocor tembus B-C.
   • Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
   • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
      menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
   • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
   • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
      transistor rusak bocor tembus B-E.
   • Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
   • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
      transistor rusak bocor tembus C-E.
   • Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

10. Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)
   • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
   • Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas
     100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
   • Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
   • Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke
      posisi semula.
   • Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
   • Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar